Senin, 26 Desember 2011

Evolusi Manusia


PENJELASAN HIPOTESA TENTANG ASAL-USUL
MANUSIA



Penjelasan lainnya disebut hipotesa atau teori; yaitu sebuah
perkiraan, suatu dugaan yang jelas dan diakui. Ada orang-orang
yang mencoba menjelaskan fenomena manusia dengan
mengesampingkan Allah dan menganggap manusia sebagai suatu
produk mekanis, bukan merupakan suatu pribadi, teori ini disebut
hipotesa evolusioner. Bahwa di suatu waktu dan tempat, telah
menjelma protozoa purba semacam amoeba, suatu molekul atom
kecil, binatang bersel satu, setitik protoplasma. Dan dari molekul
atom tersebut, melalui proses transisi yang tiada habisnya,
berkembanglah menjadi manusia yang kini menguasai burung-burung
di udara, ikan di laut dan binatang-binatang liar di bumi.
Saya tidak bisa menjelaskannya lebih baik dari penjelasan
Charles Darwin dalam tulisannya yang diterbitkan dengan judul The
Origin of Species. Pada halaman 523, Charles Darwin mengatakan,
“Analogi mengarahkan saya untuk percaya bahwa hewan-hewan
dan tumbuhan adalah nenek moyang dari suatu prototipe. Seluruh
organisme berawal dari sesuatu yang rendah, dari suatu bentuk
yang rendah dan menengah, binatang-binatang dan tumbuhan
kemungkinan telah mengalami perkembangan. Semua mahluk
organik yang pernah hidup di bumi kemungkinan merupakan
keturunan dari suatu bentuk purba.” Itulah kesimpulan dari bagian
akhir buku Darwin.
Menurut saya, bagaimanakah noktah kecil itu, titik kecil
protoplasma itu, telah menjelma di suatu tempat. Begitu kecilnya
sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Dan dari suatu
generasi ke generasi berikutnya, noktah kecil itu bertumbuh,
menyusun seluruh bentuk kehidupan dalam dunia binatang, segala
kehidupan tumbuh-tumbuhan, seluruh wujud kehidupan yang kita
lihat sekarang.
Ini suatu teori yang hebat dan menyesakkan dada. Suatu
hal yang menakjubkan bila manusia sampai menahan nafas membaca
kisah penciptaan dalam kitab Kejadian, berapa banyak lagi dia
harus menahan nafas karena kekaguman pada teori ini.
Para evolusionis sendiri merupakan sekelompok orangorang
yang mengagumkan. Saya terkaget-kaget ketika saya
mengetahui bahwa hanya teori itulah yang menjadi kesamaan
mereka. Pada waktu mereka sedang membahas dugaan awal,
teori-teori evolusioner sama banyaknya dengan evolusionis yang
ada. Setiap orang punya dugaannya sendiri-sendiri. Masingmasing
punya dugaan dan hipotesa sendiri. Satu-satunya
kesamaan mereka adalah, bahwa mereka setuju kalau kehidupan
berawal dari satu sel purba.
Herannya, teori itu telah diterima secara luas oleh para
intelektual, dunia ilmu pengetahuan. Mereka tidak pernah
mempertanyakannya. Dan bila ada yang bertanya tentang hal
tersebut, berarti dia tidak pernah belajar, tidak pernah baca buku
dan pasti tidak pernah sekolah. Karena setiap ilmuwan, setiap
intelektual meyakini penjelasan, mekanisme dan materi dari
perkembangan kehidupan yang kita lihat di dunia ini. Suatu hal
yang mengherankan bagaimana suatu hipotesa yang tidak terbukti
dan menggelikan ini diterima sebagai suatu fakta yang ilmiah.
Sebagai contoh, ini suatu kutipan dari sebuah buku teks
di salah satu sekolah kita: manusia dan kera masing-masing
mewakili spesies yang berbeda yang sama-sama berasal dari
bentuk asal yang rendah. Ini penggeneralisasian manusia kera.
Bahasa Latin untuk kera adalah simia. Bahasa Yunani untuk kera
adalah phitekos. Jadi, sewaktu anda melihat kombinasi
pithecanthropus dan simian, keduanya diambil dari kata-kata
Latin dan Yunani yang berarti gape (terbuka lebar).
Nenek moyang yang digeneralisasi ini merupakan nenek
moyang manusia yang hidup di jaman Miocene, jutaan tahun
sebelum pithecanthropus erectus. Hidupnya kemungkingan
aboral. Ia tinggal di pohon-pohon sampai iklim menjadi semakin
dingin mendorongnya untuk hidup di gua-gua. Di sinilah awal
mulanya catatan awal dan evolusi kehidupan. “Dalam tinjauan ini
kami tidak perlu menyediakan waktu dan tempat untuk setiap
argumen baru tentang kebenaran teori evolusi. Pembuktian dari

evolusi adalah aturan hukum mahluk hidup yang universal sebagai
pencapaian intelektual terhebat pada abad ke-19. Evolusi telah
menjadi teori yang terkemuka.” Kutipan ini adalah awal dari suatu
artikel di majalah mingguan Life, bukan edisi terbaru tapi terbitan
terakhir, yaitu “Living Fossils of Australia” yang judul artikelnya
“Carrying Their Young In Pouches.” Marsupial—kata Latin untuk
pouch (kantung) adalah marsupias—mereka membawa anakanaknya
di dalam kantung. Marsupial di Australia terus hidup
dengan evolusi terakhir mereka yang terlindungi.
Kemudian kisah berlanjut dengan marsupial (marsupilami)
di Australia yang mengatakan bahwa mereka adalah keturunan
dari mamalia pertama yang berkembang dari reptil. Itulah dasar
dari penjelasan tentang kehidupan. Dan hasil dari evolusi di Australia
ini adalah binatang aneh yang diperlihatkan pada gambargambar
ini oleh John Domininous dari Life yang menempuh 10.000
mil dan menghabiskan lima minggu untuk memotret mereka di
tempat tinggal aslinya. Jangan pernah mempertanyakannya. Itu
hanyalah salah satu dari kebenaran hidup.

EVOLUSIONIS THEISTIK
Mengapa saya mempertanyakannya? Mengapa saya tidak
bisa menjadi seorang evolusionis theistik (theistic evolusionist)?.
Saya rasa lebih dari yang orang-orang sadari bahwa banyak, sangat
banyak, para theolog dan pemimpin-pemimpin gereja dan para
pengkhotbah adalah theistic evolusionist. Mereka bilang tidak
menjadi persoalan bagaimana Allah menciptakan manusia. Bila Allah
menciptakan manusia dari satu protoplasma kecil dan
berkembang menjadi seperti yang sekarang ini, yah, tidak masalah
buat kami. Kami hanya percaya bahwa Allah melakukan itu, sama
percayanya dengan apa yang Allah lakukan seperti yang tertulis di
Alkitab. Hal itu sama sekali tidak berarti apa-apa buat kami.
Baiklah, sekarang anda tanya saya, mengapa saya tidak
bisa menjadi theistic evolusionist? Darwin dalam bukunya Origin
of The Species menanyakan hal yang sama. Dengarlah yang Darwin

katakan di dalam bukunya—yang saya kutip demikian—“Saya
tidak melihat ada alasan mengapa pandangan-pandangan dalam
buku ini mengguncang perasaan religius setiap orang. Seorang
pengarang terkenal dan hebat, seorang pendeta gereja menulis
pada saya bahwa ia perlahan-lahan telah belajar untuk mengerti
bahwa konsep teologis yang percaya bahwa Allah menciptakan
beberapa bentuk mula-mula yang dapat berkembang sendiri sama
mulianya dengan yang mempercayai bahwa Allah menciptakan
manusia seperti yang tertulis di Alkitab.”
Mengapa saya tidak menjadi evolusionis theistik? Ada
tiga alasan mengapa saya tidak menjadi evolusionis theistic:
Pertama, Karena teori evolusi bukanlah hal yang factual
atau nyata
Saya bukanlah dan tidak bisa menjadi evolusionis theistik atau
pun evolusionis materialistik atau yang lainnya karena hal itu tidak
nyata. Itulah fakta pertama penolakan saya. Saya tidak perduli
teori atau evolusionis mana yang anda percaya. Teori itu tidak
nyata. Dan setiap orang yang mencintai kebenaran dan
memberikan hidupnya untuk memberitakan fakta dan kebenaran
Allah tentu saja akan meragukan hipotesa evolusioner tersebut.
Dan itu saya akan bahasa dalam bab berikutnya.
Para Evolusionis mengatakan bahwa dengan fakta biologi,
embriologi, paleontologi dan antropologi, ia bisa membuktikan
kebenaran evolusi. Kami akan mengambil fakta-fakta tersebut
dan menunjukkan bahwa tidak ada suatu fakta pun di dunia ini
yang bisa dibuktikan, tidak satupun, tidak juga oleh para ilmuwan
yang mendukung teori evolusioner itu.
a. Teori Transmutasi Spesies
Marilah kita ambil salah satu dari teori kesayangan para
evolusionis. Suatu transisi, transmutasi spesies oleh seleksi alam.
Spesies tersebut berubah dari satu ke yang lainnya oleh seleksi
_________________________________________________
Asal-Usul Manusia 14
alam, seleksi secara sexual. Yang ini pilih itu, yang itu pilih yang
lain dan yang lain pilih yang lain lagi. Dan melalui pilihan yang
begitu banyak, berkembanglah dari sel purba/asal menjadi segala
bentuk yang menakjubkan yang kita lihat pada manusia. Sekarang
mereka tidak punya penjelasan bagaimana sel asal itu memilih
sesuatu atau bagaimana anaknya memilih sesuatu. Mereka harus
mulai teori ini dari awal lagi. Namun teori seleksi alam bahwa ada
transmutasi spesies yang berubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lainnya, terus berubah sampai akhirnya menjadi manusia.
Kalau saya lihat, seleksi alam ini bukannya meningkat tetapi
malah menurun. Percampuran secara acak tidak akan pernah
menghasilkan keturunan murni, tapi menghasilkan keturunan
bastar (campuran). Seperti itulah yang saya lihat. Jika anda ingin
membiakkan sapi dengan keturunan sedarah atau kuda atau anjing
atau jenis binatang apapun, anda harus menternakkannya dengan
hati-hati. Harus dipilih secara hati-hati. Tetapi tentu saja teori
evolusi tidak punya kekuatan. Tidak ada polanya, tidak ada
kreatifitas, tidak ada tangan yang membimbing. Namun secara
kebetulan, dengan seleksi, mereka tumbuh sendiri dan menurut
saya, “Saya tidak pernah melihat contohnya. Dengan perkawinan
acak, dimana tidak ada kontrol, anda akan mendapatkan
keturunan campuran bukannya keturunan murni.”
Satu hal lain, saya tidak pernah melihat mereka berubah
menjadi spesies-spesies tersebut. Bukan begitu cara kerja alam.
Anda bisa mendampingkan seekor kuda dengan seekor keledai
berapapun lamanya, dua binatang itu tidak akan pernah bercampur.
Manusia harus mengawin-silangkannya dulu. Dan ketika anda
menyilangkan mereka, anak-anak mereka akan selalu mandul;
baik itu bagal nya, atau hinny, atau terpin, atau catallo atau
apapun (semua itu adalah jenis-jenis keledai). Dengan seleksi alam
saya tidak melihat adanya bukti peningkatan, perkembangan ke
atas, selalu menurun. Ada yang mereka sebut dengan
pengembalian ke sifat-sifat semula (reversion to type). Dan
pengembalian ini sama sekali bertentangan dengan teori evolusi.
_________________________________________________
Asal-Usul Manusia 15
b. Teori survival of the fittest
Baiklah, mari kita lihat teori yang lainnya. Singkat saja.
Salah satu dari teori mereka adalah yang kuat adalah yang akan
bertahan hidup. Itulah menurut mereka cara kita berevolusi. Yang
lemah akan lenyap dan yang kuat akan bertahan, terus dan terus
naik, kita berkembang melalui apa yang mereka sebut dengan
survival of the fittest. Yah, suatu doktrin yang aneh bila anda
hendak membuktikannya. Melihat kembali ke belakang, pada
jaman dahulu, bumi ini dihuni oleh dinosauros. Anda tahu apa itu
dinosauros? Kata dalam bahasa Yunani untuk “menakutkan dan
mengerikan” adalah deinos. Dan kata Yunani untuk kadal adalah
sauros. Jadi dinosaurus adalah kadal yang menakutkan dan
mengerikan. Jaman dahulu kala, mereka hidup di bumi ini dan
mereka adalah monster-monster yang ganas. Beberapa di antara
mereka dapat melemparkan tubuhnya ke udara seperti seekor
kelinci raksasa. Jadi jika kita berbicara tentang teori survival of
the fittest, maka seharusnya binatang-binatang itu pasti akan
masih ada di bumi ini untuk selamanya. Tetapi kenyataannya tidak
demikian. Teori bahwa yang kuat yang akan bertahan hidup dan
berkembang (survival of the fittest) tidak berlaku untuk kasus
ini. Terima kasih Tuhan.
c. Teori Nature of Condition
Saya akan ambil teori lainnya untuk membuktikan teori
evolusi. Ini adalah idenya Lemark. Dibuktikan dengan pemakaian
panca indera ataupun tidak, dan ia akan mengilustrasikannya.
Sebagian besar monyet yang hidup di pohon-pohon (arboreal
monkey) memiliki ekor yang dapat melilit/memegang sesuatu
(prehensil). Ekor yang panjang ini membantunya untuk memanjat.
Jadi ia menjelaskan kalau monyet yang hidup di pohon ini akan
meloncat dari dahan ke dahan dan hidupnya di pohon. Ia
mempunyai ekor yang panjang. Sementara itu monyet tanah
(ground monkey) hanya memiliki ekor yang belum sempurna.
Suatu teori yang hebat sampai anda melihat gibbon (siamang,
ungka)yang mampu berdiri tegak atau kera barbary (buas) yang
juga bisa berdiri tegak. Sementara tak satupun dari mereka yang
mempunyai ekor. Bahkan tidak juga ada tanda-tanda pangkal
ekornya.
Mereka mengatakan tentang ikan tak bermata di
Mammoth Cave—salah satu pembuktian hebat sampai anda
mengetahui bahwa di gua yang sama, dalam kegelapan yang sama,
ada juga tikus-tikus dan kelelawar yang pandangannya telah dibuat
sangat peka oleh kondisi gua yang sangat gelap.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar