MAKANAN KHAS JEPANG
Masakan Tradisional untuk Perayaan Tahun Baru
Saat Tahun Baru, masyarakat di Jepang menikmati makanan tradisional khas yang disebut "Osechi-ryori". Masakan ini biasanya disajikan dalam kotak yang bertumpuk-tumpuk. Bentuknya tidak hanya indah dipandang mata, tapi juga melambangkan harapan untuk tahun yang baru. Misalnya, telur ikan haring melambangkan kesuburan.
Masakan tradisional tahun baru di Jepang sangat berbeda di masing-masing daerah. Ini karena ada bahan-bahan yang hanya di temui di daerah tertentu saja, mengingat Jepang dikelilingi laut dan berbukit-bukit.
Masakan tradisional tahun baru di Jepang sangat berbeda di masing-masing daerah. Ini karena ada bahan-bahan yang hanya di temui di daerah tertentu saja, mengingat Jepang dikelilingi laut dan berbukit-bukit.
Kue-kue Manis Ala Jepang
Kue-kue manis ala Jepang dikenal dengan nama "Wagashi". Kue-kue ini dianggap sehat, berkadar gula rendah lemak, dan kebanyakan dibuat dari bahan sayuran seperti kacang merah, biji-bijian dan gula.
Salah satu bahan penting untuk kue-kue khas Jepang ini adalah adonan manis yang kebanyakan terbuat dari kacang merah. Adonan-adonan manis ini juga dapat dibuat dari bahan lain, seperti labu atau buah berangan, dan digunakan dengan berbagai cara dalam membuat kue-kue manis ala Jepang ini.
Salah satu bahan penting untuk kue-kue khas Jepang ini adalah adonan manis yang kebanyakan terbuat dari kacang merah. Adonan-adonan manis ini juga dapat dibuat dari bahan lain, seperti labu atau buah berangan, dan digunakan dengan berbagai cara dalam membuat kue-kue manis ala Jepang ini.
Berbagai Cara Penyajian Mi Udon
Udon adalah mi yang terbuat dari tepung terigu. Udon adalah salah satu jenis mi yang paling populer di Jepang. Konon katanya, udon diperkenalkan dari Cina sekitar abad ke-8. Namun orang-orang di Jepang telah memakan mi yang terbuat dari terigu sekitar abad ke-15, dan setiap daerah mengembangkan mi khasnya tersendiri. Sanuki udon misalnya, yaitu mi udon yang agak kenyal berasal dari Provinsi Kagawa yang populer di seluruh Jepang.
Ada berbagai macam resep udon yang disesuaikan dengan selera masing-masing orang dan musimnya. Mi udon biasanya disajikan dalam kaldu dashi. Di atas mi bisa juga ditambahkan makanan lainnya, seperti tempura, daging yang dimasak dalam saus asin, telur dan lain sebagainya. Mi udon bisa juga disajikan dingin dengan terlebih dulu dibilas air dingin dan dimakan dengan dicelupkan ke dalam kaldu dashi dingin yang lebih pekat. Mi udon dingin biasa dimakan di musim panas. Sementara di musim dingin, mi udon biasanya dimasak dalam kaldu bersama makanan laut, daging dan sayuran.
Ada berbagai macam resep udon yang disesuaikan dengan selera masing-masing orang dan musimnya. Mi udon biasanya disajikan dalam kaldu dashi. Di atas mi bisa juga ditambahkan makanan lainnya, seperti tempura, daging yang dimasak dalam saus asin, telur dan lain sebagainya. Mi udon bisa juga disajikan dingin dengan terlebih dulu dibilas air dingin dan dimakan dengan dicelupkan ke dalam kaldu dashi dingin yang lebih pekat. Mi udon dingin biasa dimakan di musim panas. Sementara di musim dingin, mi udon biasanya dimasak dalam kaldu bersama makanan laut, daging dan sayuran.
Tori no kara-age: Kegemaran Semua ^^
Tori no kara-age atau Kara-age (ayam goreng ala Jepang) adalah makanan tambahan yang paling populer untuk bento (kemasan makan siang ala Jepang). Makanan ini digemari banyak orang, baik anak-anak maupun dewasa. Tori no kara-age dapat disajikan sebagai bagian dari hidangan ataupun makanan ringan.
Tori no kara-age biasanya dibuat di rumah, tetapi juga tersedia di restoran-restoran, termasuk di toko-toko khusus kara-age atau di bagian khusus makanan di toko. Kara-age bisa dijual secara terpisah atau sebagai bagian dari bento.
Tori no kara-age biasanya dibuat di rumah, tetapi juga tersedia di restoran-restoran, termasuk di toko-toko khusus kara-age atau di bagian khusus makanan di toko. Kara-age bisa dijual secara terpisah atau sebagai bagian dari bento.
Ada banyak variasi tema kara-age di seluruh Jepang, bahkan ada festival kara-age.
Variasi Masakan Jepang Sehari-hari
Don dalam Oyakodon atau Donburi berarti sejenis mangkuk besar.
Makanan yang disajikan dalam mangkuk seperti itu, dengan nasi dan bahan-bahan di atasnya disebut Donburimono. Ada banyak jenis masakan donburimono di Jepang. Yang paling umum, misalnya, adalah tempura-don (nasi yang diatasnya diletakkan tempura dan kecap asin) dan gyu-don (nasi yang diatasnya diletakkan daging yang telah dimasak). Di luar Jepang jenis masakan ini tidak seterkenal sushi dan tempura, namun donburimono dikenal sebagai makanan sehari-hari bagi masyarakat Jepang. Ada banyak jaringan rumah makan di seluruh Jepang yang mengkhususkan diri pada masakan gyu-don dan oyako-don. Berbagai macam masakan donburimono model baru dengan bahan yang juga baru dan berbeda terus bermunculan. Tambahkan racikan kreasi sendiri di atas nasi untuk menghasilkan masakan donburimono orisinil ciptaan Anda.
Makanan yang disajikan dalam mangkuk seperti itu, dengan nasi dan bahan-bahan di atasnya disebut Donburimono. Ada banyak jenis masakan donburimono di Jepang. Yang paling umum, misalnya, adalah tempura-don (nasi yang diatasnya diletakkan tempura dan kecap asin) dan gyu-don (nasi yang diatasnya diletakkan daging yang telah dimasak). Di luar Jepang jenis masakan ini tidak seterkenal sushi dan tempura, namun donburimono dikenal sebagai makanan sehari-hari bagi masyarakat Jepang. Ada banyak jaringan rumah makan di seluruh Jepang yang mengkhususkan diri pada masakan gyu-don dan oyako-don. Berbagai macam masakan donburimono model baru dengan bahan yang juga baru dan berbeda terus bermunculan. Tambahkan racikan kreasi sendiri di atas nasi untuk menghasilkan masakan donburimono orisinil ciptaan Anda.
Beragam jenis Okonomi-yaki
Okonomi-yaki dapat dibuat dengan berbagai macam bahan isi. Daging babi dan kol adalah bahan yang umum, tapi bahan isi menggunakan gurita, mentaiko (telur ikan yang dibumbui pedas), keju, kimchi (asinan sayur yang dibumbui pedas ala Korea) dan mochi Jepang juga populer. Okonomi-yaki juga dapat disajikan dengan lapisan mi goreng, yang dinamakan Modan-yaki.
Ada dua gaya utama Okonomi-yaki: ala Kansai dan ala Hiroshima. Ala Kansai mencampurkan bahan isi dengan adonannya, sementara ala Hiroshima terlebih dulu memasak adonannya dengan tipis seperti crepe kemudian diberi kol, daging, mi goreng, telur atau bahan isi lainnya.
Asal mula Okonomi-yaki bisa ditelusuri pada makanan yang terbuat dari adonan tepung dan air yang disajikan dalam jamuan minum teh Sen no Rikyū, tokoh abad ke-16 yang sangat berjasa mengembangkan acara jamuan teh di Jepang. Di zaman Meiji yang berawal pada akhir abad ke-19, kios-kios jalanan menjual Yōshoku-yaki (‘crepe ala Barat’) yang terdiri dari lapisan adonan tipis yang diberi taburan irisan ikan cakalang, bawang daun dan saus. Makanan itu terkenal di kalangan rakyat biasa.
Ada dua gaya utama Okonomi-yaki: ala Kansai dan ala Hiroshima. Ala Kansai mencampurkan bahan isi dengan adonannya, sementara ala Hiroshima terlebih dulu memasak adonannya dengan tipis seperti crepe kemudian diberi kol, daging, mi goreng, telur atau bahan isi lainnya.
Asal mula Okonomi-yaki bisa ditelusuri pada makanan yang terbuat dari adonan tepung dan air yang disajikan dalam jamuan minum teh Sen no Rikyū, tokoh abad ke-16 yang sangat berjasa mengembangkan acara jamuan teh di Jepang. Di zaman Meiji yang berawal pada akhir abad ke-19, kios-kios jalanan menjual Yōshoku-yaki (‘crepe ala Barat’) yang terdiri dari lapisan adonan tipis yang diberi taburan irisan ikan cakalang, bawang daun dan saus. Makanan itu terkenal di kalangan rakyat biasa.
Bento (Bekal Makan Siang Orang Jepang)
Onigiri seringkali menjadi bagian utama dari bento atau bekal makan siang orang Jepang. Biasanya dalam satu kemasan bento berisi berbagai masakan. Bento sering dibawa ketika piknik atau ke sekolah dan tempat kerja. Anak-anak suka sekali bento buatan rumah.
Bento umumnya terdiri dari onigiri, sosis kecil yang dipanggang, omelet gulung, ayam atau udang goreng. Kemasan bento idealnya terdiri dari bermacam-macam warna, yang bukan hanya menarik dipandang tetapi juga sebagai pertanda makanan yang seimbang.
Belakangan ini semakin banyak orang yang membuat dan membawa bento ke tempat kerja. Bento buatan sendiri selain sehat, juga menghemat uang dalam masa ekonomi sulit seperti sekarang ini. Para pria yang membuat bento sendiri disebut sebagai Bento Danshi atau Lelaki Bento.
Bento siap saji juga tersedia di pasar swalayan dan toko 24 jam di seluruh Jepang. Ada juga yang disebut ekiben (‘bento stasiun’) yang dijual di stasiun kereta dan soraben (‘bento langit’) yang dijual di bandara. Bento stasiun dan bandara ini biasanya menampilkan bahan dan masakan khas setempat.
Bento umumnya terdiri dari onigiri, sosis kecil yang dipanggang, omelet gulung, ayam atau udang goreng. Kemasan bento idealnya terdiri dari bermacam-macam warna, yang bukan hanya menarik dipandang tetapi juga sebagai pertanda makanan yang seimbang.
Belakangan ini semakin banyak orang yang membuat dan membawa bento ke tempat kerja. Bento buatan sendiri selain sehat, juga menghemat uang dalam masa ekonomi sulit seperti sekarang ini. Para pria yang membuat bento sendiri disebut sebagai Bento Danshi atau Lelaki Bento.
Bento siap saji juga tersedia di pasar swalayan dan toko 24 jam di seluruh Jepang. Ada juga yang disebut ekiben (‘bento stasiun’) yang dijual di stasiun kereta dan soraben (‘bento langit’) yang dijual di bandara. Bento stasiun dan bandara ini biasanya menampilkan bahan dan masakan khas setempat.
Popularitas Ubi di Jepang
Penjual yaki-imo atau ubi panggang yang menggunakan mobil bak terbuka dengan suara khasnya adalah pemandangan yang biasa ditemui pada musim dingin di Jepang. Ubinya dipanggang perlahan di atas batu kerikil dengan suhu sekitar 70 ºC, menghasilkan rasa manis yang melekat.
Ubi panggang sudah sejak lama menjadi tradisi di Jepang. Sekitar 280 tahun lalu pada zaman Edo (1603-1867), Jepang pernah mengalami kondisi kelaparan besar-besaran yang merenggut 10.000 nyawa. Namun di Kyushu, tidak ada penduduk yang meninggal akibat kelaparan karena mereka menanam ubi. Ubi kemudian mulai ditanam di daerah lainnya, termasuk di Edo (Tokyo sekarang), dan membantu mencegah terjadinya kelaparan.
Ubi panggang menjadi populer pada sekitar musim ini. Selain rasanya yang lezat, ubi juga bernutrisi serta serba guna. Anak-anak menyukai es krim atau roti terutama yang berbahan ubi! Kebanyakan anak taman kanak-kanak di Jepang bertamasya di musim gugur dan berkesempatan menggali ubi.
Ubi panggang sudah sejak lama menjadi tradisi di Jepang. Sekitar 280 tahun lalu pada zaman Edo (1603-1867), Jepang pernah mengalami kondisi kelaparan besar-besaran yang merenggut 10.000 nyawa. Namun di Kyushu, tidak ada penduduk yang meninggal akibat kelaparan karena mereka menanam ubi. Ubi kemudian mulai ditanam di daerah lainnya, termasuk di Edo (Tokyo sekarang), dan membantu mencegah terjadinya kelaparan.
Ubi panggang menjadi populer pada sekitar musim ini. Selain rasanya yang lezat, ubi juga bernutrisi serta serba guna. Anak-anak menyukai es krim atau roti terutama yang berbahan ubi! Kebanyakan anak taman kanak-kanak di Jepang bertamasya di musim gugur dan berkesempatan menggali ubi.
Kue Bolu Kasutera: Sejarahnya
Kasutera adalah kue bolu ala Jepang dengan rasa yang gurih dari telurnya dan tekstur yang lembut.
Kue ini bisa ditelusuri asal-usulnya dari kue bolu Portugis, pão-de-ló, dan sejenis kue bolu Spanyol, biscocho, yang dibawa ke Nagasaki pada pertengahan abad ke-16 oleh para misionaris dan pedagang dari Portugis dan Spanyol. Nama kasutera sendiri diduga kuat berasal dari Castilla (Kastilia), salah satu kerajaan lama Spanyol.
Kasutera awalnya adalah makanan khas Nagasaki, tapi sepertinya menjadi terkenal di seluruh Jepang bukan hanya sebagai penganan tetapi juga sebagai makanan bergizi untuk yang sakit. Kuenya lama-kelamaan diadaptasi hingga sesuai dengan selera orang Jepang. Kue bolu kasutera ini sekarang dijual di toko-toko. Kue ini populer sebagai makanan selingan atau kudapan dan bisa juga dibawa sebagai bingkisan ketika berkunjung atau diminta datang.
Kue ini bisa ditelusuri asal-usulnya dari kue bolu Portugis, pão-de-ló, dan sejenis kue bolu Spanyol, biscocho, yang dibawa ke Nagasaki pada pertengahan abad ke-16 oleh para misionaris dan pedagang dari Portugis dan Spanyol. Nama kasutera sendiri diduga kuat berasal dari Castilla (Kastilia), salah satu kerajaan lama Spanyol.
Kasutera awalnya adalah makanan khas Nagasaki, tapi sepertinya menjadi terkenal di seluruh Jepang bukan hanya sebagai penganan tetapi juga sebagai makanan bergizi untuk yang sakit. Kuenya lama-kelamaan diadaptasi hingga sesuai dengan selera orang Jepang. Kue bolu kasutera ini sekarang dijual di toko-toko. Kue ini populer sebagai makanan selingan atau kudapan dan bisa juga dibawa sebagai bingkisan ketika berkunjung atau diminta datang.